Rabu, 02 Mei 2012

Artikel Sejarah


JULIUS CAESAR
Oleh :
Tedy Sutardi, S.Pd
 
Diantara sekian banyak tokoh yang berpengaruh mewarnai perjalanan perkembangan sejarah dunia nama Gaius Julius Caesar tidak dapat dikesampingkan. Caesar memiliki tempat yang istimewa dimata para sejarawan. Ia salah satu orang nya berpengaruh pada perkembangan Romawi menjabat sebagai Diktator atau konsul pada Republik Romawi. Menurut Suetonius, Julius Caesar Dilahirkan di Subura dekat Kota Roma Pada 13 juli 100 SM. Sebagai salahsatu dari triumvirat (Triumvirat ialah rezim politik yang dikuasai oleh tiga orang penguasa laki-laki yang mempunyai kekuasaan absolut yang kadang diantara mereka saling klaim sebagai pemimpin tunggal) bersama crassus dan pompei, Cesar memperluas wilayah kekuasaan Republik Romawi. Pada masanya kekuasaaannya wilayah romawi begitu luas sampai meyebrangi samudra atlantik,  menguasai Gaul atau Galia (Prancis sekarang) dan menyerang  britania, Roma memerintah bagian terbesar dari Yunani, Siria, Yudea, dan Afrika Utara. Caesar merupakan pimpinan politik dan militer dan memenangkan sebuah perang saudara yang menjadikan penguasa terhebat dunia romawi dan memulai reformasi pada masyarakat dan pemerintahan Romawi.
Ada dua kalimat seingatku yang berpengaruh pada perkembangan sejarah Romawi yang diucapkan oleh nya, yang Pertama “Veni, Vidi, Vici” (aku lihat, aku datang, aku menang) kalimat ini ada dalam pesannya pada senat Romawi menggambarkan kemenangan atas Pharnaces II dari Pontus pada pertempuran Zela kemudian diucapkan lagi saat memimpin ekspedisi ke Mesir, yang kedua adalah “Alea Eacta Est” artinya aku dihianati. Ini berhubungan tentang sebuah peristiwa kisah Rubicon. Peristiwa Rubicon inilah yang menjadi titik balik Caesar menjadi seorang pemimpin yang disegani banyak pihak. Setelah meninggalnya Crassus, Pompei dihubungkan dengan mantan pendeta, dan ketika julius caesar pulang dari galia ia pun mengalami kebingungan (kalau istiah sekarang “Lagi Galau” hee.....) dan akhirnya berterus terang didepan pasukannya lalu keluar kalimat yang terkenal dalam sejarah “Alea Eacta Est” artinya aku dihianati. Menurut Suetonius (seorang sejarahwan Romawi) Kalimat ini diucapkan oleh Caesar pada tanggal 10 januari 49 SM saat memimpin pasukannya untuk menyebrangi Sungai Rubicon di Italia Utara dan memulai perang saudara dengan Pompei. Saat dikhianati mantan pendeta, caesar sangat bingung apa mau melakukan kudeta atau mengasingkan diri. Tempat ia mencari ilham, yaitu sungai Rubicon yang memisahkan kota Roma dengan sekitarnya.
Keputusan di Sungai Rubicon inilah yang kemudian menjadi salahsatu yang mempengaruhi perkembangan sejarah Republik Romawi dan perang saudara pun tak dapat dihindari. Dan sejarah membuktikan kapasitas kepemimpinan Caesar dalam mengatur strategi perang yang efektif dan mendapatkan kemenangan yang menentukan. Caesar menjadi benar-benar pemimpin tunggal yang berkuasa mutlak terhadap militer dan pemerintahan, hal inilah yang pada akhirnya dikecam oleh Senat. Sungguh dilematis ketika Sistem kepemimpinan absolut yang dikecam oleh senat yang berujung pada pembunuhan Caesar, malah mengantarkan Romawi dalam perubahan bentuk dari Republik menjadi kekaisaran. (Created By. Tedy Sutardi, S.Pd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar